Rabu, April 29, 2009

Kredit untuk Sektor UMKM Lebih Aman

PEREKEMBANGAN usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukan olehkeberadaan UMKM dan koperasi yang telah mencerminkan wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi bagian terbesar dari rakyat Indonesia.
Komposisi modal UMKM biasanya didominasi modal sendiri atau pribadi dengan jumlah terbatas. Dalam rangka pengembangan bisnis dan pangsa pasar, UMKM jelas membutuhkan pembiayaan yang relatif besar, disinilah salah satu permasalahan utama, mengapa UMKM sulit naik kelas menjadi usaha besar, yaitu terganjal masalah pembiayaan. Sebenarnya UMKM memiliki banyak pilihan pendanaan, seperti kredit perbankan ataupun suntikan dana modal ventura.
Menurut pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Fadhil Hasan, situasi pasar finansial dunia yang sedang limbung membuat siapapun siaga satu. Tak hanya nasabah, bank pun memilih untuk berhati-hati untuk masalah kredit. Semua seolah tak mau kondisi tahun 1998 terulang.
Kondisi itu tampaknya akan mempengaruhi pertumbuhan penyaluran kredit. Bila pada tahun sebelumnya pertumbuhan kredit bisa mencapai 20% hingga 30%, pada tahun ini diperkirakan pertumbuhannya hanya mencapai 16%.
Penurunan pertumbuhan penyaluran kredit itu disebabkan dua hal, yaitu semakin besarnya risiko yang dihadapi bank dan semakin terbatasnya dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun bank. Kondisi itu tidak hanya terjadi pada pemberian kredit usaha skala UMKM, juga pada skala korporasi.
Namun, bila dibandingkan dengan skala korporasi, pada saat ini perbankan relatif memberikan perhatian kepada usaha skala UMKM. Skala usaha ini dianggap relatif lebih aman dibandingkan usaha skala korporasi. Setidaknya hal itu sudah terbukti dari pengalaman krisis ekonomi pada beberapa tahun lalu.
Selain itu, pemerintah juga telah memberikan jaminan melalui perusahaan penjaminan sebesar 70% dari total kredit yang diberikan kepada usaha skala UMKM dengan harapan perbankan akan lebih berani menyalurkan pinjaman. Hal ini tentunya semakin memperkecil risiko pemberian kredit kepada usaha skala UMKM.
Dari segi usaha, dia juga menyebutkan, perbankan juga masih melakukan pemilahan terhadap sektor usaha dalam memberikan kredit. Perbankan menyadari masih ada beberapa sektor usaha yang masih memiliki potensi untuk berkembang dalam kondisi seperti sekarang. Di anatarasektor industri kreatif. "Kendati masih tetap menerapkan prinsip kehati-hatian. Namun, pada sektor usaha ini, perbankan akan lebih loyal dalam memberikan kredit," tuturnya saat dihubungi Seputar Indonesia.
Ekonom dari Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) Pande Radja Silalahi mengatakan, "ada beberapa hal yang biasa dilakukan perbankan untuk menekan kredit macet. Salah satu tahapan dan proses tersebut adalah mengandalkan analisis kredit dengan standar analisa 6C yaitu analisis character, capacity, cash flows, capital, condition of economy dan collateral.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang sangat berpengaruh lancar atau tidak lancarnya suatu kredit yaitu faktor intern dan ekstern bank. Karena itu, perbankan harus selalu berpedoman pada prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan kredit tersebut. Jangan sampai salah dalam menilai calon debitor.
Setelah kredit diberikan, bank harus tetap memantau. Dengan begitu, perbankan bisa mengetahui apakah debitor tersebut memeilki potensi kreditnya akan bermasalah atau tidak. Kalau kredit yang diberikan berpotensi bermasalah sebaiknya perbankan segera membantu debitornya," tuturnya.
Setidaknya ada beberapa langkah yang bisa ditempuh bank, diantaranya dengan merekstrukturisasi berupa penjadwalan ulang pembayaran utang pokok, tunggakan bunga atau biaya administrasi, tunggakan denda, dan tunggakan biaya komitmen. (hermansyah)
Sumber :
Harian Seputar Indonesia : Edisi 29 April 2009 halaman 39

0 komentar:

Posting Komentar

Tu comentario será moderado la primera vez que lo hagas al igual que si incluyes enlaces. A partir de ahi no ser necesario si usas los mismos datos y mantienes la cordura. No se publicarán insultos, difamaciones o faltas de respeto hacia los lectores y comentaristas de este blog.